Senior PPDS Anestesi Undip Ternyata Ancam Persulit Hidup dr Aulia: Ada Apa di Balik Dunia Pendidikan Kedokteran?

Semarang, Mei 2025pttogel Dunia pendidikan kedokteran Indonesia kembali dihebohkan dengan sebuah insiden yang melibatkan seorang senior Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesiologi Universitas Diponegoro (Undip) dan seorang dokter muda bernama dr. Aulia. Dugaan kasus perundungan dan intimidasi ini menjadi sorotan publik setelah rekaman suara dan tangkapan layar percakapan antara senior PPDS dan dr. Aulia tersebar di media sosial, memicu gelombang simpati dan kritik terhadap sistem pendidikan kedokteran yang dinilai terlalu hierarkis dan tertutup.

Awal Mula Konflik

Kasus ini mencuat ketika dr. Aulia, seorang dokter muda yang sedang menjalani masa internship, dilaporkan mengalami tekanan mental akibat perlakuan tidak menyenangkan dari salah satu senior di PPDS Anestesi Undip. Menurut sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, senior tersebut diduga mengancam akan mempersulit karier dr. Aulia dalam dunia kedokteran jika tidak mengikuti kemauan atau arahan yang diberikan secara sepihak.

Bukti-bukti berupa pesan teks dan voice note yang tersebar menunjukkan bahwa ancaman tersebut bersifat pribadi dan profesional. Dalam salah satu rekaman suara yang viral di platform X (sebelumnya Twitter), terdengar suara seorang pria yang menyatakan:

“Kamu pikir gampang lolos PPDS tanpa restu orang-orang sini? Kalau kamu ngelawan, hidup kamu di dunia medis bisa gue buat susah, satu kata dari gue cukup.”

Respon Publik dan Dunia Medis

Netizen bereaksi keras atas pernyataan tersebut. Tagar #SaveDrAulia dan #BongkarKulturToxicPPDS sempat menjadi trending topic nasional. Banyak dari mereka yang menyayangkan masih berlangsungnya budaya senioritas berlebihan yang kerap merendahkan martabat junior atau peserta didik baru di institusi pendidikan tinggi, terutama di dunia kedokteran yang seharusnya menjunjung tinggi etika dan profesionalisme.

baca juga: transformasi-ibu-negara-prancis-yang-dituduh-sebagai-pria-dan-jadi-transgender-antara-hoaks-diskriminasi-dan-kehidupan-pribadi-brigitte-macron

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melalui pernyataan resminya menyebutkan bahwa mereka sedang melakukan penelusuran fakta dan akan memberikan pendampingan kepada dr. Aulia jika memang terbukti terjadi intimidasi atau pelanggaran etika profesi.

“Kasus ini tidak hanya menyangkut personal, tetapi mencerminkan sistem yang harus diperbaiki. Tidak ada ruang untuk perundungan, terlebih di lingkungan profesional seperti pendidikan kedokteran,” ujar dr. Hanif Rachman, juru bicara IDI Pusat.

Klarifikasi dari Pihak PPDS dan Undip

Pihak Universitas Diponegoro hingga kini belum mengeluarkan pernyataan resmi, namun beredar informasi bahwa internal Fakultas Kedokteran sedang melakukan investigasi tertutup. Seorang sumber dari lingkungan kampus menyebutkan bahwa senior yang dimaksud merupakan mahasiswa PPDS tingkat akhir yang dikenal cukup dominan dan aktif dalam kegiatan organisasi residen.

Beberapa alumni dan mahasiswa aktif juga mengungkapkan bahwa budaya senioritas memang masih kuat di lingkungan PPDS, tidak hanya di Undip, tetapi juga di berbagai universitas lain di Indonesia.

“Kita harus akui, ada semacam ‘budaya diam’ dalam sistem PPDS. Kalau junior bersuara, mereka dianggap tidak punya loyalitas. Kalau patuh, ya kadang diperas secara tenaga dan mental. Sudah waktunya kita evaluasi,” ucap seorang alumni FK Undip angkatan 2015.

Tekanan dalam Dunia PPDS

Menjadi PPDS bukanlah hal yang mudah. Selain harus bersaing ketat untuk masuk, para peserta didik spesialis ini juga harus menjalani jam kerja yang panjang, beban akademik tinggi, dan tanggung jawab klinis yang besar. Sayangnya, hal ini sering kali disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk menanamkan sistem feodal yang tidak manusiawi.

Kasus dr. Aulia hanyalah puncak gunung es dari berbagai keluhan yang selama ini terpendam. Di forum-forum anonim dan grup diskusi dokter muda, banyak cerita serupa yang muncul: ancaman, tekanan, dan bahkan kekerasan verbal dan psikis.

Seruan untuk Perubahan

Dengan mencuatnya kasus ini, banyak pihak berharap agar dunia pendidikan kedokteran di Indonesia segera berbenah. Masyarakat menyerukan perlunya sistem pelaporan yang aman dan tegas terhadap praktik perundungan atau kekerasan dalam pendidikan medis.

Beberapa LSM dan komunitas seperti Dokter Muda Bergerak dan SafeHouse Medical Indonesia telah menawarkan bantuan psikologis dan hukum kepada dr. Aulia serta membuka kanal aduan bagi korban lainnya yang ingin bersuara.

Penutup: Jangan Biarkan Sistem Membungkam Kebenaran

Kasus ini menjadi peringatan serius bahwa profesionalisme dalam dunia kedokteran tidak cukup hanya dibangun melalui akademik dan teknis klinis semata. Etika, empati, dan integritas harus menjadi pilar utama. Jika benar ada senior PPDS yang menyalahgunakan posisi dan kekuasaannya untuk mengancam masa depan sejawatnya sendiri, maka tindakan tegas harus diambil – bukan hanya untuk keadilan dr. Aulia, tetapi untuk seluruh generasi dokter masa depan.

sumber artikel: www.xinglinyiyuan.com