Menteri Pertahanan sekaligus epictoto Presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto, kembali melontarkan pernyataan keras yang menarik perhatian publik. Dalam sebuah kesempatan, Prabowo menyinggung pihak-pihak yang kerap nyinyir terhadap pemerintah. Ia menilai, kritik yang tidak membangun, apalagi cenderung menyerang tanpa dasar, hanya akan menghambat pembangunan bangsa. Bahkan, Prabowo juga mengaitkan fenomena tersebut dengan keberadaan pihak-pihak yang disebutnya sebagai “antek asing”.
Kritik yang Tidak Membangun
Prabowo menegaskan bahwa kritik kepada pemerintah tentu sah-sah saja dalam sistem demokrasi. Namun, menurutnya, ada batas yang perlu dijaga. Ia menyoroti munculnya kelompok atau individu yang bukan hanya sekadar memberikan masukan, melainkan justru menyebarkan narasi negatif yang merugikan kepentingan nasional.
“Kalau kritik itu konstruktif, tentu akan kami terima. Tapi kalau hanya nyinyir, menghina, dan merusak kepercayaan rakyat pada pemerintah, itu jelas berbeda. Kita harus waspada, karena sering kali ada kepentingan di balik suara-suara itu,” ujar Prabowo dalam pernyataannya.
baca juga: kronologi-lengkap-eva-celia-dan-demas-narawangsa-permohonan-pencatatan-perkawinan-yang-dicabut
Sindiran ke “Antek Asing”
Lebih lanjut, Prabowo menyinggung soal pihak yang disebutnya sebagai “antek asing”. Menurutnya, sejarah Indonesia menunjukkan bahwa selalu ada kekuatan luar negeri yang berusaha memengaruhi jalannya politik dan kebijakan dalam negeri.
“Bangsa kita kaya, sumber daya alam kita melimpah. Sudah pasti ada pihak asing yang ingin ikut campur dan mengambil keuntungan. Dan kadang, mereka menggunakan orang dalam negeri sendiri untuk melemahkan pemerintah, dengan cara menyebarkan keraguan, bahkan fitnah,” tegasnya.
Sindiran ini dianggap banyak pihak sebagai sinyal bahwa Prabowo ingin menegaskan komitmennya menjaga kedaulatan Indonesia di tengah dinamika geopolitik global.
Konsistensi Prabowo dalam Menjaga Nasionalisme
Pernyataan keras Prabowo bukan hal yang baru. Sejak lama, ia dikenal sebagai tokoh politik yang sangat vokal terkait isu nasionalisme, kedaulatan, serta perlunya mengurangi ketergantungan terhadap pihak luar. Ia berulang kali menekankan pentingnya berdikari dalam bidang ekonomi, pangan, hingga pertahanan.
Selama menjabat sebagai Menteri Pertahanan di era Presiden Joko Widodo, Prabowo mendorong program modernisasi alutsista (alat utama sistem senjata) demi memperkuat TNI. Hal itu ia sebut sebagai salah satu langkah konkret untuk memastikan Indonesia tidak mudah diintervensi kekuatan asing.
Reaksi Publik dan Pengamat Politik
Pernyataan Prabowo soal “nyinyir” dan “antek asing” pun menuai beragam tanggapan. Sebagian kalangan menilai sindiran tersebut tepat, mengingat derasnya arus informasi di media sosial yang kerap dipenuhi kritik tanpa dasar. Namun, ada pula yang menilai pernyataan itu terlalu umum dan berpotensi menimbulkan salah tafsir.
Pengamat politik menilai, sikap tegas Prabowo ini merupakan bagian dari konsistensinya sebagai figur nasionalis. Namun, mereka juga mengingatkan agar pemerintah tetap membuka ruang bagi kritik yang benar-benar berasal dari aspirasi rakyat.
“Pemerintah harus tetap menjaga keseimbangan. Kritik memang perlu, tapi kritik yang konstruktif. Sementara suara-suara yang berpotensi mengganggu stabilitas tentu harus diantisipasi,” ujar seorang pengamat politik dari sebuah universitas ternama.
Pentingnya Persatuan di Era Globalisasi
Pernyataan Prabowo juga bisa dibaca sebagai ajakan kepada masyarakat agar tidak mudah terprovokasi. Ia menekankan bahwa tantangan bangsa ke depan semakin besar, mulai dari ketahanan ekonomi, keamanan, hingga dinamika global yang tak menentu.
Di era globalisasi dan persaingan internasional yang ketat, Indonesia dituntut untuk solid dan bersatu. Perselisihan yang tidak perlu, apalagi narasi yang justru melemahkan bangsa sendiri, akan menjadi celah yang bisa dimanfaatkan pihak asing.
Kesimpulan
Ucapan Prabowo Subianto mengenai pihak yang “suka nyinyir” ke pemerintah dan tudingan adanya “antek asing” memperlihatkan sikap tegasnya dalam menjaga kedaulatan bangsa. Ia ingin mengingatkan bahwa kritik harus tetap berada dalam koridor konstruktif, bukan justru merusak kepercayaan rakyat.
Pesan ini juga menegaskan konsistensi Prabowo sebagai tokoh nasionalis yang menempatkan kepentingan bangsa di atas segalanya. Tantangan ke depan memang tidak ringan, namun dengan persatuan dan kewaspadaan, Indonesia diyakini mampu melangkah lebih maju tanpa harus terjebak dalam pengaruh asing.
sumber artikel: www.xinglinyiyuan.com